![](http://justmyhobby.files.wordpress.com/2013/09/16.gif)
Suatu ketika, ada
sebuah roda yang kehilangan salah satu jari-jarinya. Ia tampak sedih. Tanpa
jari-jari yang lengkap, tentu, ia tak bisa lagi berjalan dengan lancar. Hal ini
terjadi saat ia melaju terlalu kencang ketika melintasi hutan. Karena
terburu-buru, ia tak menyadari ada satu jari-jari yang jatuh dan terlepas. Kini
sang roda pun bingung. Kemanakah hendak di cari satu bagian tubuhnya itu? Sang
roda pun berbalik arah. Ia kembali menyusuri jejak-jejak yang pernah ia
tinggalkannya. Perlahan, di tapakinya jalan-jalan itu. Satu demi satu di
perhatikannya dengan seksama. Setiap benda di amati, dan di cermati,
berharap,akan ditemukannya jari-jari yang hilang itu. ,
Ditemuinya kembali
rerumputan dan ilalang. Dihampirinya kembali bunga-bunga di tengah padang.
Dikunjunginya kembali semut dan serangga kecil di jalalanan. Dan dilewatinya
lagi semua batu-batu dan kerikil-kerikil pualam. Hei... semuanya tampak lain.
Ya, sewaktu sang roda
melintasi titik-titik kecil. Semuanya, tampak biasa, dan tak istimewa. Namun
kini, semuanya tampak lebih indah. Rerumputan dan ilalang, tampak menyapanya
dengan ramah. Mereka kini tak lagi hanya berupa batang-batang yang kaku. Mereka
tampak tersenyum, melambai tenang, bergoyang dan menyampaikan salam.
Ujung-ujung rumput itu, bergesek dengan lembut di sisi sang roda.
Sang roda pun
tersenyum dan melanjutkan pencariannya.
Bunga-bunga pun tampak
lebih indah, harum , dan semerbak, lebih terasa menyegarkan. Kuntum-kuntum yang
terbuka, menampilkan wajah yang cerah. Kelopak-kelopak yang tumbuh, menari,
seakan bersorak pada sang roda. Sang roda tertegun dan berhenti sebentar. Sang
bunga pun merunduk, memberikan salam hormat.
Dengan perlahan,
dilanjutkannya kembali perjalanannya.
Kini, semut dan
serangga kecil itu, mulai berbaris, dan memberikan salam yang paling semarak.
Kaki-kaki mereka bertepuk, membunyikan keriangan yang meriah. Sayap-sayap itu
bergetar, seakan ada ribuan genderang yang di tabuh. Mereka saling menyapa. Dan
serangga itu pun memberikan salam dan doa pada sang roda.
Begitu pula batu dan
kerikil pualam. Kilau yang hadir, tampak berbeda jika di lihat dari mata yang
tergesa-gesa. Mereka lebih indah, dan setiap sisi batu itu memancarkan kemilau
yang teduh. Tak ada lagi sisi dan ujung yang tajam dari batu dan pualam,
membuka jalan, memberikan kesempatan untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah lama berjalan,
akhirnya ditemukannya jari-jari yang hilang. Sang roda pun senang. Dan ia
berjanji, tak akan tergesa-gesa dan berjalan terlalu kencang dalam melakukan
tugasnya.
Bahan Renungan:
Begitulah hidup. Kita,
seringkali berlaku seperti roda-roda yang berjalan terlalu kencang. Kita sering
melupakan ada saat indah yang terlewat di setiap kesempatan. Ada banyak hal-hal
kecil yang sebetulnya meneyenangkan, namun kita lewatkan karena terburu-buru
dan tergesa-gesa.
Hati kita kadang terlalu penuh
dangan target-target, yang membuat kita hidup dalam kebimbangan dan
ketergesaan. Langkah-langkah kita, kadang selalu dalam keadaan panik, dan lupa
bahwa di sekitar kita banyak sekali hikmah yang perlu di tekuni. Seperti saat
roda yang terlupa pada rumput, ilalang, semut, dan pualam, kita pun sebenarnya
sedang terlupa pada hal-hal itu. Cobalah menyusuri kembali jalan-jalan kita.
Cermati, amati, dan perhatikan setiap hal yang pernah kita lewati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar