Dahulu
kala di suatu tempat di Jepang, hidup seorang pemuda bernama Yosaku. Kerjanya
mengambil kayu bakar di gunung dan menjualnya ke kota. Uang hasil penjualan
dibelikannya makanan. Terus seperti itu setiap harinya. Hingga pada suatu hari
ketika ia berjalan pulang dari kota ia melihat sesuatu yang menggelepar di atas
salju. Setelah di dekatinya ternyata seekor burung bangau yang terjerat
diperangkap sedang meronta-ronta. Yosaku segera melepaskan perangkat itu,
Bangau itu sangat gembira, ia berputar-putar di atas kepala Yosaku beberapa
kali sebelum terbang ke angkasa. Karena cuaca yang sangat dingin, sesampainya
dirumah, Yosaku segera menyalakan tungku api dan menyiapkan makan malam. Saat
itu terdengar suara ketukan pintu di luar rumah.
,
Ketika
pintu dibuka, tampak seorang gadis yang cantik sedang berdiri di depan pintu.
Kepalanya dipenuhi dengan salju. "Masuklah, nona pasti kedinginan,
silahkan hangatkan badanmu dekat tungku," ujar Yosaku. "Nona mau
pergi kemana sebenarnya ?", Tanya Yosaku. "Aku bermaksud mengunjungi
temanku, tetapi karena salju turun dengan lebat, aku jadi tersesat."
"Bolehkah aku menginap disini malam ini ?". "Boleh saja Nona,
tapi aku ini orang miskin, tak punya kasur dan makanan." ,kata Yosaku.
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin diperbolehkan menginap". Kemudian
gadis itu merapikan kamarnya dan memasak makanan yang enak.
Ketika
terbangun keesokan harinya, gadis itu sudah menyiapkan nasi. Yosaku berpikir
bahwa gadis itu akan segera pergi, ia merasa kesepian. Salju masih turun dengan
lebatnya. "Tinggallah disini sampai salju reda." Setelah lima hari
berlalu salju mereda. Gadis itu berkata kepada Yosaku, "Jadikan aku
sebagai istrimu, dan biarkan aku tinggal terus di rumah ini." Yosaku
merasa bahagia menerima permintaan itu. "Mulai hari ini panggillah aku
Otsuru", ujar si gadis. Setelah menjadi Istri Yosaku, Otsuru mengerjakan
pekerjaan rumah dengan sungguh-sungguh. Suatu hari, Otsuru meminta suaminya,
Yosaku, membelikannya benang karena ia ingin menenun.
Otsuru
mulai menenun. Ia berpesan kepada suaminya agar jangan sekali-kali mengintip ke
dalam penyekat tempat Otsuru menenun. Setelah tiga hari berturut-turut menenun
tanpa makan dan minum, Otsuru keluar. Kain tenunannya sudah selesai. "Ini
tenunan ayanishiki. Kalau dibawa ke kota pasti akan terjual dengan harga mahal.
Yosaku sangat senang karena kain tenunannya dibeli orang dengan harga yang
cukup mahal. Sebelum pulang ia membeli bermacam-macam barang untuk dibawa
pulang. "Berkat kamu, aku mendapatkan uang sebanyak ini, terima kasih
istriku. Tetapi sebenarnya para saudagar di kota menginginkan kain seperti itu
lebih banyak lagi. "Baiklah akan aku buatkan", ujar Otsuru. Kain itu
selesai pada hari keempat setelah Otsuru menenun. Tetapi tampak Otsuru tidak
sehat, dan tubuhnya menjadi kurus. Otsuru meminta suaminya untuk tidak
memintanya menenun lagi.
Di kota,
Sang Saudagar minta dibuatkan kain satu lagi untuk Kimono tuan Putri. Jika
tidak ada maka Yosaku akan dipenggal lehernya. Hal itu diceritakan Yosaku pada
istrinya. "Baiklah akan ku buatkan lagi, tetapi hanya satu helai ya",
kata Otsuru.
Karena
cemas dengan kondisi istrinya yang makin lemah dan kurus setiap habis menenun,
Yosaku berkeinginan melihat ke dalam ruangan tenun. Tetapi ia sangat terkejut
ketika yang dilihatnya di dalam ruang menenun, ternyata seekor bangau sedang
mencabuti bulunya untuk ditenun menjadi kain. Sehingga badan bangau itu hampir
gundul kehabisan bulu. Bangau itu akhirnya sadar dirinya sedang diperhatikan
oleh Yosaku, bangau itu pun berubah wujud kembali menjadi Otsuru.
"Akhirnya kau melihatnya juga", ujar Otsuru.
"Sebenarnya
aku adalah seekor bangau yang dahulu pernah Kau tolong", untuk membalas
budi aku berubah wujud menjadi manusia dan melakukan hal ini," ujar
Otsuru. "Berarti sudah saatnya aku berpisah denganmu", lanjut Otsuru.
"Maafkan aku, ku mohon jangan pergi," kata Yosaku. Otsuru akhirnya
berubah kembali menjadi seekor bangau. Kemudian ia segera mengepakkan sayapnya
terabng keluar dari rumah ke angkasa. Tinggallah Yosaku sendiri yang menyesali
perbuatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar